LINK NONTON FILM : The New Look: Dior dan Chanel di Antara Nazi.
Sinopsis The New Look:
Kisah tentang Christian Dior dan Coco Chanel, sosok yang berada di barisan terdepan di dunia mode. Cerita yang diangkat dari true event atau kisah yang terinspirasi oleh kejadian nyata dengan dramatisasi fiksi yang terjadi pada 1943, di masa Perang Dunia II.
Dior memang bikin busana buat sekutu Jerman. Tapi Chanel tidur dengan mata-mata Nazi, hingga bersedia menusuk siapa saja dengan gunting merah mudanya.
Series Review The New Look:
Christian Dior tampak tegang, wajahnya berkeringat saat duduk bersama seorang wanita dengan tiga kartu tarot di meja mereka. Wanita itu membuka satu kartu kematian.
Sementara di ruangan sebelah yang lebih luas, dalam area amphitheatre Sorbonne di Paris, ratusan siswa desain menghadap ke arah panggung utama, menunggu Dior dengan tepuk tangan sambil berteriak dengan koor teratur.
Dior tampak belum siap buat tampil dengan ceramahnya tentang fashion, para model pun diminta maju terlebih dulu agar penggemar yang sudah heboh sejak tadi itu sedikit terhibur. Satu persatu tampil dengan gaun-gaun mewah yang cantik, mereka berputar-putar memamerkan mahakarya dari sang desainer.
Dior begitu dihormati karena jadi perancang busana pertama yang berbicara di universitas itu sejak 700 tahun silam. Ia begitu dinanti layaknya seorang rockstar.
Kemudian kita diajak kembali ke 1943 ketika Dior bukan siapa-siapa, hanya salah satu karyawan di rumah mode milik orang lain. Berbeda dengan Dior, Coco Chanel tinggal di hotel Ritz. Pada masa itu, ia sudah jadi dewa desainer yang paling terkenal di dunia.
Peristiwa tersebut merupakan adegan pembuka The New Look garapan Todd A. Kessler, yang ditayangkan di Apple TV sejak 14 Februari 2024.
Tak cuma Dior dan Chanel, The New Look juga mengisahkan tentang orang-orang sezamannya yang terkenal, Pierre Balmain, dan Cristobal Balenciaga.
Christian Dior :
Tiga episode pertama yang dirilis berkisah tentang Christian Dior, pada awal Perang Dunia II, yang bertugas di Prancis Selatan sebagai perwira. Setelah Prancis menyerah kepada Jerman pada 1940, Dior kembali ke Paris, lalu bekerja buat Lucien Lelong.
Di masa pendudukan itu, Lelong harus mendandani istri dan pacar para kolaborator Nazi dan Prancis. Tapi, Dior bukanlah pendukung partai tersebut.
Adik perempuannya, Catherine Dior, bahkan bekerja buat gerakan perlawanan hingga ditangkap pada 1944, lalu dikirim ke kamp konsentrasi. Catherine dibebaskan pada 1945 dan menerima banyak medali kehormatan atas usahanya.
Pada 1946, dengan dukungan finansial dari Marcel Boussac, Christian Dior membuka rumah mode, DIOR. Tahun berikutnya, ia memperkenalkan koleksi The New Look, yang dianggap revolusioner dan kontroversial.
Selama Perang Dunia II, tren pakaian wanita yang populer adalah bantalan bahu dan rok pendek. Tapi, Dior justru bikin dengan gaya bahu kecil, pinggang ramping, rok tebal, dan garis tepi yang diturunkan secara drastis.
Koleksi New Look membuat Dior sukses dalam semalam, dan berlanjut hingga dekade berikutnya. Seperti Chanel, ia juga merambah dunia fashion, dengan parfum pertamanya, Miss Dior, yang terinspirasi oleh saudara perempuannya Catherine.
Coco Chanel :
Coco Chanel mendirikan House of Chanel pada 1910 dan segera merevolusi fashion wanita dengan desain mewahnya yang mengutamakan kenyamanan dan kesederhanaan. Pada tahun 1921, ia memperluas kerajaannya dengan menciptakan parfum Chanel No. 5, yang juga memperkenalkan logo ikonik Chanel dengan huruf C yang saling bertautan.
Kesuksesan parfum tersebut membawanya bermitra dengan pengusaha Perancis, Pierre Wertheimer dan mendirikan perusahaan Parfums Chanel. Pada tahun 1930-an, depresi ekonomi internasional merugikan Chanel, dan dengan pecahnya Perang Dunia II pada 1939, ia menutup rumah busananya.
Banyak spekulasi tentang hubungan Coco dengan Nazi, termasuk hubungan romantisnya dengan Baron Hans Günther von Dincklage, seorang diplomat Jerman dan mata-mata.
Meskipun yang lain meninggalkan Paris, Coco tetap tinggal di Ritz selama perang dan pendudukan. Berbeda dengan Wertheimer yang melarikan diri ke Amerika, lalu menjual saham mereka hingga memaksa Chanel tutup selama perang dan bertahun-tahun setelah perang berakhir.
Pada tahun 1944, Coco Chanel ditangkap oleh otoritas Prancis karena berkolaborasi dengan Nazi, meskipun nggak ada tuntutan yang diajukan, diduga karena intervensi temannya Winston Churchill.
Coco Chanel memang nggak mendesain busananya buat musuh, seperti Dior. Tapi secara harfiah, Coco Chanel tidur dengan Nazi. Pada zaman itu, nggak sedikit wanita yang dihukum, bahkan dibunuh untuk hubungan seperti itu. The New Look terasa seperti mengajak kamu buat bersimpati kepada Coco Chanel, atas apa yang telah dilaluinya.
Meskipun Winston Churchill diduga membantu Coco Chanel menghindari tuduhan berkolaborasi dengan Nazi, dia tetap melarikan diri ke Swiss setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Dia menghabiskan delapan tahun di pengasingan, sebelum kembali ke Paris dan memasuki kembali dunia mode pada 1954. Mungkin yang paling menonjol dari kembalinya Coco adalah diperkenalkannya setelan rok dan jaket Chanel yang ikonik, tas tangan berlapis, dan sepatu dua warna.
Ironisnya, kembalinya Coco dibiayai oleh Pierre Wertheimer, mengesampingkan perbedaan masa lalu mereka.
Ada juga isu yang menyebut Coco Chanel kembali setelah dipicu oleh kesuksesan Dior. Penampilan Dior lebih mengutamakan keanggunan dibandingkan kenyamanan dan Chanel melakukan hal yang sebaliknya, keduanya berbenturan dalam desain dan pandangan mereka mengenai fashion.
"Dior tidak mendandani wanita. Dia menutupinya," kata Coco Chanel yang juga menuduh Dior telah menjadikan wanita sebagai objek untuk kekaguman laki-laki. Nggak kayak Coco, Dior justru nggak pernah bicara buruk tentangnya di media, menunjukkan persaingan yang lebih sepihak.
Dior bukanlah satu-satunya desainer yang bermasalah dengan Chanel. Sebelum Dior, dia berseteru dengan Elsa Schiaparelli, dan Cristobal Balenciaga.
Perang Dunia II memang nggak pernah dianggap usang buat diceritakan. Apalagi, Todd A. Kessler, mengangkat sisi lain dari dampak konflik itu terhadap industri fashion.
Perbedaan antara kebrutalan perang dan kerapuhan seni, jadi subjek utama. Kamu juga bakal dimanjakan dengan nuansa warna warm yang jadi tema utama serial ini.
Dari kisah-kisah di atas, kita tentu berharap dapat tontonan yang lebih mendalam. Terutama perdebatan tentang kesenangan yang tampak sepele, dengan keindahan estetika yang berhasil menyamarkan keburukan moral.
The New Look justru terlalu fokus pada aspek yang familiar. Apalagi, serial ini memotret berbagai peristiwa dengan alur yang bertele-tele. Bahkan butuh tiga episode penuh hingga Paris dibebaskan.Sumber : Detik.com
Comentários